Dia adalah Chika



.
.
Dia adalah Chika

Menjadi cerdas itu biasa, menjadi pintar itu juga biasa. Kebetulan seluruh siswa sekolah itu memang anak-anak yang pandai. Nah, masalahnya adalah menjadi juara kelas dan juara SMA bukan hal gampang. Bisa naik kelas atau lulus saja sudah untung.

Dari sekian banyak siswa ada satu anak yang paling menonjol nilai-nilainya. Menjadi cerdas itu biasa buat cewek berambut sebahu, periang dan banyak temannya. Dia bukan tipe serius apalagi kutu buku, sebagaimana layaknya anak lain, dia juga gemar bermain, ngobrol ngalor ngidul dan tentu saja aktif dalam kegiatan pelajaran ekstra kurikuler.


Dia adalah Chika

Masa-masa SMA dihabiskannya dengan sangat menyenangkan. Namanya juga usia remaja, tentu Chika tidak mau melewatkan saat-saat paling indah di usianya itu. Bermodalkan kecantikan dan kecedasannya Chika menjadi salah satu primadona di sekolahnya. Tidak hanya bagi siswa-siswa, namun guru-guru sekolah bangga dengan prestasi belajar Chika.

Setelah lulus dari sekolah dengan predikat yang sangat baik membuat Chika mendapat bea siswa meneruskan ke perguruan tinggi negeri favorit. Mengambil jurusan periklanan, sesuai minatnya terhadap dunia pemasaran dan komunikasi. Sifatnya yang supel membuat dia dikelilingi banyak teman, dan dalam waktu singkat Chika menjadi dambaan hati tiap mahasiswa cowok.

Dia adalah Chika

Menjelma bak bidadari yang baik hati. Ia bisa menyenangkan hati setiap orang yang berteman dengannya. Bukan hanya karena dia pandai, Chika tumbuh menjadi cewek yang berparas cantik, mempunyai anatomi bagai model. Dan ini masalahnya. Ia kerap dirayu beberapa agen model untuk pemotretan aneka produk iklan.

Kulitnya terang, tubuhnya tinggi semampai membuatnya layak untuk menjadi aikon promosi. Karena banyaknya tawaran yang mengalir, akhirnya beberapakali ia mencoba menerimanya. Kini paras ayunya kerap menghiasi halaman majalah ternama sebagai model iklan produk perawatan kulit.

Dia adalah Chika

Tawaran sebagai bintang iklan terus membanjir. Jika tidak dikepung tugas-tugas kuliah yang menumpuk, Chika sudah mengiyakan tawaran perancang mode terkenal di ibu kota sebagai simbol promo fashionnya. Nama Chika akan semakin diperhitungkan dalam belantika dunia modeling negeri ini. Melenggok di catwalk dengan gaun-gaun istimewa rancangan desainer kondang pastilah sangat menyenangkan. Namun Chika masih bisa menahan dirinya. Baginya pendidikan adalah tetap yang utama. Dan suatu kali pernah terpilih menjadi juara kontes kecantikan gadis sampul yang diadakan majalah remaja terkenal. Dan akhirnya kemenangan itu membawa Chika mulai populer di kalangan selebritis, hingga berbagai undangan party memenuhi meja belajarnya.

Dia adalah Chika

Di tengah kesibukannya, masih bisa meneyisihkan waktunya untuk fokus pada kuliahnya. Tumbuh dan dibesarkan seorang ayah angkat dari keluarga yang cukup mampu secara ekonomi, membuat gadis itu tidak terlalu mengutamakan materi. Buat Chika yang terpenting dalam hidup adalah bagaimana bisa terus berkarya dan berprestasi. Memberi manfaat pada banyak orang. Itulah yang menjadi prinsip hidupnya. Barangkalai karena prinsip itulah, hingga gadis cantik itu mempunyai sifat yang baik dan rendah hati.

Meski predikat selebritis kini disandangnya Chika tak ingin terikat dengan hal itu. Ia pun tidak mau terjerat dalam dunia kehidupan glamour para selebriti. Ia tetaplah Chika yang sederhana yang tetap menekuni studinya di bangku kuliah. Hingga meneruskan pendidikannya sampai ke jenjang paska sarjana.

Dia adalah Chika

Mimpi dan cita-citanya sebagai ahli periklanan tak pernah lepas dari benak dan hatinya. Itu yang membedakan dia dengan gadis seusianya. Ia tetap fokus pada tujuan hidup dan mimpinya. Setelah lulus Chika bekerja pada sebuah perusahaan iklan besar yang sudah lama mengincarnya semenjak ia kuliah, selain terkenal cantik, prestasi dan kecerdasannya memang dapat diandalkan.

Dan hari-harinya sebagai wanita karier sungguh sangat menyibukkannya. Seringkali karena pekerjaan ia pulang hingga larut malam, mengerjakan sejumlah deadline yang menumpuk. Tetapi ia selalu tersenyum, dan berusaha menikmati hari-harinya.

Dia adalah Chika

Kerja kerasnya membuahkan hasil. Dalam kurun waktu empat tahun, Chika memutuskan untuk menjalankan bisnis sendiri mendirikan advertising agency, sesuai cita-citanya semasa sekolah dulu. Dengan semangat yang luar biasa, jatuh bangun ia memwujudkan mimpinya.

Bukan tidak ada halangan baginya membangun usahanya sendiri. Kesulitan-kesulitan sebagai seorang pemula pastilah ditemui sepanjang perjalanannya. Namun ia bukanlah wanita yang lemah. Yang mudah menyerah pada keadaan begitu saja. Pantang baginya untuk mundur setelah memulai, ia selalu mempunyai tekad yang kuat untuk sebuah keberhasilan yang didambakannya. Dan sekali lagi kombinasi kecantikan dan kecerdasan membuat Chika mudah mendapatkan sejumlah klien hingga perusahaan yang dikelolanya berkembang pesat. Bukan hanya itu, kepandaiannya juga mampu membuatnya lebih dewasa dan bijak dalam mengambil sebuah keputusan untuk masa depannya.

Dia adalah Chika

Boleh berbangga pada apa yang telah di dapatnya. Ia telah menjadi perempuan yang sukses dalam bidang periklanan. Persis seperti mimpi yang ia inginkan. Kerja keras, semangat dan ketekunan. Mengantarnya pada kesuksesan yang membahagiakan.

Dia adalah Chika

Yang sesungguhnya tak pernah mengerti akan kata bahagia, sebuah istilah yang hanya ia temui di novel-novel dan berita surat kabar. Yang sering ia dengar melalui komentar-komentar dan ia tak tahu apakah itu memang benar.

Dia adalah Chika

Tubuhnya penuh memar, dagingnya bagai terlantar, dan matanya kini tanpa sebuah binar. Yang dia sadari adalah terlentang di sudut kamar, dengan bebauan aneh yang jauh ia gemar.

Telinganya hanya mampu sayup mendengar suara aneh yang biasa dia dengar. Cemeti yang menggetar pada meja datar. Pada dinding dua berpilar dan melukai setiap lekuk tubuhnya yang tak lagi bersinar. Sementara seorang pria beruban setengah sadar, bermata merah dan sangar, tertawa lebar menyerupai gemuruh menggelegar.

Dia adalah Chika

Melihat malaikat pencabut nyawa sudah tak sabar. Membawa lengkung sabit yang begitu berkilau sinar. Sejenak Chika sadar tentang harga yang harus dia bayar. Untuk panggung sebuah tenar, untuk selembar kertas gelar dan sejumlah harta tersebar.

Pria dengan cemeti yang masih bergetar adalah yang mengangkatnya sedari ia belum besar. Memeliharanya seperti binatang serangga yang menggelepar dan menanamnya menjadi bunga yang tak jadi mekar.

Kini Chika tersenyum hambar. Sebuah kata yang pernah ia dengar dan sekarang tahu bahwa itu benar. Lalu malaikat membawanya pergi melayang ke sebuah tempat dengan aneka warna berpendar. Sebuah taman yang luas dan dipenuhi sejuta mawar, tempat ia selamanya rebahan bersandar.

******

Granito & Fitri.y Yeye




2 komentar:

  1. Disini ada jeda kosong antar tulisan awal dan bagian akhir.. apakah memang disengaja untuk penonton membuat benang penghubung sendiri atau memang akan ditulis penghubungnya lain tulisan?

    BalasHapus
  2. maaf baru reply:

    mas Baktiar benar, ada kekosongan di sana yg tak 'terjembatani'....hahahha...makasih ya atas apresiasinya

    salam

    BalasHapus