Dua bangku satu meja, café ini kesepian.
Dua bangku satu meja, dia duduk dan aku di seberangnya. Café ini
kesepian, hanya sederet bangku kosong dan meja-meja dingin. Dia, aku dan
dua cappuccino. Empat puntung rokok, dua di antaranya merah bekas
lipstiknya dan asbak bening yang mulai menguning. Hujan baru reda, hawa
dingin merambat teras café. Dua bangku satu meja, dia duduk terdiam
bisu dan aku teronggok gagu. Café ini kedinginan. Harusnya aku cepat berkata I love you, sebelum si tomboy kabur.
Dua cappuccino hangat memperlambat semuanya. Makin gagu, makin bisu.
Dia duduk dan aku di seberangnya. Hujan baru reda. Teras cafe tergenang
bulan biru. Enam puntung rokok, asbak bening kekenyangan. Harusnya aku cepat berkata I love you, sebelum si tomboy kabur.