Dear Fidel

Foto: Fidel


Dear Fidel,

Aku sudah pulang kampung. Beberapa hari di pinggir sawah aku termenung. Bingung. Kata Bapakku, aku kayak orang linglung. Jalannya aja limbung. Malahan hampir masuk kolam ikan, kecemplung.

Kemarin aku nyaris jegur sumur saking malunya. Soalnya sudah terlanjur omong ke Bapak sama Ibu, sudah pula beritakan ke teman-teman sekampung. Bahwa aku mau bawa kamu, bahwa aku mau kenalin kamu ke semua orang.  Mau berbangga hati sebab punya pacar kamu. Tapi gak jadi. Bertepuk sebelah tangan, gayung tak bersambut. Kecewa. Frustasi. Mau bunuh diri. Tapi Bapak bilang, "You are too young to die, but too old to Rock'n Roll"
Artinya apaan sih?

Untung Bapak mencegah aku mati muda. Kolam-kolam ikan itu dikasihkan ke aku. Obat penawar cinta sebelah hati, katanya. Ya, aku terhibur. Sebab ikan-ikan itu mulai pada bunting. Mungkin tiga hari lagi bertelur. Seminggu kemudian bakal menetas telur-telurnya. Kolam yang satu, ikan Maskoki. Yang sebelahnya, ikan Guppy. Warna-warni. Cerah-cerah elok kibasan ekornya, lambai siripnya, pigmen sisiknya. Fidel pasti seneng deh, kalau melihatnya.