Perempuan, kampus dan hura-hura adalah tiga hal yang tak dapat saya lepaskan semasa awal di perguruan tinggi. Ketiganya mempunyai kenangan dan sensasi tersendiri.
Merokok di kelas juga bisa. Makan, minum dan membawa radio
tape selama pelajaran dihalalkan, asal tidak membuat huru-hara, kurang ajar
atau overacting. Satu-satunya aral melintang adalah Ibu dosen mata kuliah
sejarah. Beliau mengharuskan kami berpakaian rapi, melarang makan minum di
ruang belajar, apalagi merokok. Bukan karena kelas ber-AC, melainkan pengajar
ini memang bergaya jadul dan otoriter. Jika melanggar aturan, kami disuruh
keluar ruangan. Maka kami menyebut dia: The Natural Born Killer.
Tetapi mau nggak mau saya harus berbaik laku dengan dosen
itu. Pasalnya, putri beliau adalah teman sekelas saya yang jelita. Namanya
Menul, wajahnya imut-imut, berhidung mungil, dan alisnya tipis memanjang.
Tulang pipinya kecil menonjol, matanya kecoklatan besar mirip boneka. Cara
bicaranya ‘njawani’. Dan kerap membantu saya, mengerjakan tugas kampus yang sepuluh gudang jumlahnya.
“Kalau beli Gouache, mbok ya merek Windsor & Newton. Jangan Sakura -itu cat poster buat anak SMP,” saran Menul (serius) tatkala kami mengerjakan PR.
“Kuasnya mbok ya jangan yang murahan. Gampang rontok
bulunya, ngotor-ngotorin kerjaan kamu…!” tambahnya dua rius.
Saya tahu dia sedikit cerewet, sejak melihat tahi lalat
menghias dekat bibirnya. Saya pernah baca hubungan antara andeng-andeng dan
sifat seseorang melalui buku primbon. Menurut referensi itu, walau bawel, dia
setia dalam bercinta serta membawa hoki pasangannya. Mudah-mudahan benar. Saya
mendadak percaya ramalan dan rekaan karakter yang jauh dari rasional.
Meski gemar ‘berkicau’, Menul baik hati dan berparas ayu
alamiah. Tanpa polesan make up, tanpa pewarna kuku, tanpa body piercing.
Rambutnya panjang wangi, sering diikat mirip ekor kuda Sumba. Kakinya bersih
jenjang dan selalu berpakaian modis. Kadang model gipsi dengan gaun
kembang-kembang selutut, memakai boots kulit. Lain hari memakai jeans dan rompi
motif kotak-kotak, plus topi baret, serupa seniman Perancis seraya menenteng
tas portfolio ke kampus. Kerennnnn…..
(Ironisnya gaya fesyen Menul, bertolak belakang 180 derajat
dengan tampilan Ibunya. Apakah guru sejarah selalu konservatif dan ketinggalan
jaman ya?)
Lama-lama saya menyukai Menul luar dalam. Dia bak manekin
bernyawa di antara sekian banyak teman perempuan. Juga menjadi elemen estetis
di antara komposisi cowok-cowok kumal, lusuh serta gonjes jarang mandi.
Dan sejak kenal dengan dia, saya berhati-hati jika memanggil
Ibu dosen alias Mamahnya Menul. Alasannya,
nama panggilannya adalah Rukanto. Mungkin itu nama suaminya (atau
bukan), saya kurang tahu. Hanya saja menyebutnya tak bisa patah-patah, harus
lengkap Bu-Ru-kan-to. Kalau terpisah akan ganjil kedengaran: BuRuk, BuKan, atau
BuTo!
Salah sebut, saya bisa kena damprat. Baik oleh Ibu dosen,
maupun dari Menul.
Suatu ketika, Senat Mahasiswa mengadakan perkemahan di
lereng gunung, dekat dengan kota Sukabumi. Hampir seluruh mahasiswa baru,
termasuk saya ikutan acara tersebut. Rugi kalau absen, soalnya Menul ikut. Lalu
jauh-jauh hari saya merengek orang tua untuk dibelikan ransel, sepatu gunung,
tenda dan aneka kebutuhan lain. Saya malu kalau cuma ‘apa adanya’, nanti dikira
cowok nggak bermodal alias mokondo. Dan namanya orang tua, nalurinya memang jitu.
Ibu bertanya,”To..kamu pasti naksir ya sama salah satu teman
perempuanmu. Iya kan?”
“Siapa bilang?…Darimana Ibu tahu?”
“Ah, ngaku aja!…. Ngapain kamu minta macam-macam begini,
kalau bukan buat seseorang? Nggak biasanya kamu rewel dengan masalah penampilan
dan alat-alat berkemah….”
Ibu benar, tapi saya tak mau mengaku. Malu ketahuan.
Pura-pura melengos dan membereskan buku-buku kuliah, daripada diinterogasi
berkepanjangan. Dan lagi, saya betul-betul tidak menyadari bahwa saya kini
mulai mematut-matut diri. Alam bawah sadar sedang bergelora. Dulu saya lebih
menyukai pantai dan laut, kini mendadak obsesi dengan pegunungan. Aneh!
***
Acara perkemahan dimulai, kami berangkat beramai-ramai naik
truk tertutup terpal, seperti yang digunakan prajurit ABRI. Peserta banyak tapi
jumlah truknya pas-pasan, kami berdesak-desakan duduk. Sebagian malah merebah
dan tidur-tiduran di area mondar mandir orang. Dan sudah pasti saya
bersebelahan dengan Menul, setelah sedikit bersitegang dengan salah satu senior
yang ngotot ingin duduk di sebelahnya. Untung ketua panitia datang, menyuruh
sompret itu naik truk khusus kakak kelas.
Perjalanan Jakarta-Sukabumi tidak secepat yang diperkirakan.
Truk-truk bergerak selamban keong, namun justru jadi keuntungan besar buat
saya. Menul mengantuk di tengah perjalanan, lantas merebahkan kepala di paha
saya. Teman-teman cowok terlihat iri, tidak semua dari mereka bersebelahan
dengan rekan perempuan. Saya yakin mereka gigit jari sepanjang perjalanan.
Menjelang kota Sukabumi, kaki saya semutan, setelah sekian
jam tak beranjak sedikitpun. Khawatir kalau digerakkan, Menul akan terbangun.
Buntutnya, mungkin saya ketulah teman-teman yang iri, kaki kiri saya mulai
kram. Dan setiba di tujuan, rasa sakit makin gila-gilaan. Menul bangun, lantas
secepatnya saya persilahkan turun duluan. Sementara saya sibuk memerangi rasa
sakit yang lama sirna tak keruan.
NO PAIN NO GAIN: pepatah usang mendadak tertancap di kepala.
Meski di lereng gunung, Menul tetap serupa manekin seksi,
memakai bicycle pant dan kaus ketat. Mengundang para rekan senior memotret.
Mentang-mentang di semester tiga mendapat mata kuliah fotografi, mereka
menenteng kamera DSLR terkini, lantas Menul jadi sasarannya. Saya cemburu.
Rupa-rupanya, rasa ‘ingin memiliki’ mulai timbul. Saya gagap dengan gejolak
itu. Antara cinta dan ego perbedaanya setipis rambut dibelah tujuh.
Sesampai lokasi camping kami masing-masing mendirikan tenda.
Firasat saya ternyata benar, siapa yang membawa kemah sendiri, boleh semaunya
memilih rekan yang ikut bermalam. Tentu saja saya memprioritaskan Menul dan dua teman perempuan lainnya. Tenda
saya pas untuk empat orang. Lagian buat bangsa cowok, silahkan saja istirahat
di tenda peleton yang disediakan panitia. Toh ukurannya extra besar kan?
Namun saya harus bekerja keras menggali parit kecil di
sekeliling kemah, serta memasang ijuk sebagai penghalang ular dan binatang
lainnya yang konon -masih sering berkeliaran. Menul membantu menaburkan garam
di sekitar, menurut dia buat jaga-jaga agar tidak kesurupan. Jadilah kami
berdua bahu membahu. Sementara dua rekan lain memasak makanan dan minuman
hangat. Perut kami mulai teriak-teriak melaknat galau.
Nah, lelah dan rasa lengket hinggap di sekujur, membuat kami
memastikan mandi sore. Panitia menyediakan fasilitas dengan membangun semacam
gubuk bambu sederhana. Bentuknya berbaris enam memanjang. Jadwal membilas badan
bergiliran. Cewek-cewek terlebih dahulu, cowok belakangan.
Kami bergantian membasuh tubuh, tapi sebagian teman
laki-laki tak sabar akan leletnya perempuan mandi. Mereka memilih menceburkan
diri ke sungai, bersuka ria ciprat-cipratan air. Saya juga mau sebenarnya,
namun sudah janji menemani Menul. Jaket dan tasnya ada di saya, maka saya
menyabarkan diri menunggu. Sambil jongkok merokok, tujuh meter dari jajaran
gubuk.
Tiba-tiba: BRAAAAAAKKKKKKKSSS….!!!
Salah satu dari pintu gubuk terbuka lebar! Nyaris roboh!
Cilaka!
Sesosok wanita bugil terlihat dari tampak belakang, dia
berusaha secepatnya menanggulangi pintu bambu yang payah. Seketika saya
membuang muka secara refleks, serta bangkit lekas menjauh. Yang saya ingat,
perempuan ‘polos’ itu memakai ikat rambut warna magenta. Siapa lagi kalau bukan
Menul?
(Saya agak menyesal mengapa ‘melengos’ secepat kilat.)
***
Malam hari acara perkemahan ramai dengan permainan. Bermain
gitar, bernyanyi-nyanyi, menari-nari, dan makan-makan di seputaran api unggun.
Habis itu masing-masing menuju beranda tenda. Ada yang lanjut gitaran, ada yang
tidur-tiduran sambil bercanda. Menul duduk di sebelah saya, mengatasi dingin
hawa yang mulai menusuk. Sambil merapat badannya ke saya, dia bisik bertanya,
“Kamu tadi liat aku nggak pakek apa-apa ya..To?”
“Enggakkkk……emang kenapa?” jawab saya pura-pura tidak tahu
(jantung berdegup keras).
“Tadi pintu gubuknya terbuka, malahan hampir roboh…!”
“Oh ya?…Wah aku nggak lihat, cuma denger bunyi gedubrakan di
sana….”
“Ah, untung deh kalau gitu…. Sialan tuh gubuk reyot! Payah!
Semprul!” Menul menggerutu.
Rasanya ingin meledak tertawa mendengarnya, namun sekuatnya
saya tahan. Rahasia tragedi gubuk mandi saya simpan rapat-rapat dan terbawa
tidur. Bersama Menul dengan selimut sejuk gunung, melarut selaksa rasa,
bersayup desah desau dari hangatnya kedua mulut kami. Entahlah apa yang ada di
hati dua teman kami lainnya, yang sama-sama melewati malam dalam satu tenda.
Entahlah……..saya tak mampu berpikir lagi.
masa awal mahasiswa, bagai terang letup kembang api
sekejap menerangi angkasa mimpi, lantas segera padam sepi
namun meninggalkan samudra kenangan tak bertepi…
*****
Wkwkwk..menghibur sekali cerpennya
BalasHapusmakasih sudah sempatkan membaca mbak Dyah..
Hapussalam
hahahhaha :D
BalasHapus**lagi ngebayangin Menul lari berbugil ria
hahahhah
hahaha....
Hapusmakasih bang, sudah dikunjungi
Jaman kuliah memang banyak cerita mas. Seneng sedih sampai yang semprul. Ngikik aja baca ini..
BalasHapusiya mbak, campur-campur seru ya... haha
HapusHahahahahaha.... asli cuma bisa ketawa. Lucu bingits.
BalasHapushihihi.... makasih ya mbak , udah mampir
Hapussalam
hahahah keren nih om cerita yang ini
BalasHapusmakasih mas Rian
Hapushhahahahahaaa....... :D :D :D
BalasHapuslumayan lucu ceritanya membuat otak kembali fresh :)
makasih yah atas suguhan ceritanya :)
sangat bermanfaat sekali :)
terima kasih mas Bitang :)
BalasHapusHahaha lucu
BalasHapusLucunya tu disini hhhhh
BalasHapusIDN Poker
BalasHapussekop poker
sekop poker domino
sekopdomino88
deposit via pulsa
deposit via ovo
domino88
Capsa88
bonus jackpot
Ceme88
deposit via telkomsel
Agen Slot Terpercaya
BalasHapusUntuk kamu yang suka main game poker online tapi takut kemenangan kamu ga di bayar?
aku mau rekomedasi kamu Situs Poker online paling terpercaya dan teraman di indonesia yaitu VW88
kemenangan berapapun pasti VW88 bayar untuk kamu
Cukup dengan 1 id saja kalian sudah bisa memainkan 7 permainan yang tersedia
VW88 di dukung oleh program 100% tanpa robot dan murni player vs player
aku jamin deh kalian bakal nyaman dan menang besar bermain di VW88
Ayo tunggu apalagi segera daftar dan dapatkan :
• Bonus New Member 200%
• Bonus New Member 88%
• Bonus Deposit Harian 5%
• Bonus Poker 20%
• Bonus Birthday
Untuk info lebih lanjut bisa menghubungi kami di :
WA : +6282277209753
Facebook : VW88
Instagram : vw88_official
Agen Slot Terpercaya
BalasHapusAgen Casino Terpercaya
Agen Situs Terpercaya
Agen bola TerpercayaJudi Sakong Terpercaya
https://bit.ly/30ZegxT
*Bonus New Member 180%
*Bonus New Member 50%
* Bonus New Member 30%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn
ArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.