Saya pernah punya pacar namanya Tata,
kulitnya coklat muda, badannya kurus tinggi, dadanya rata. Teman-teman
menyebutnya Kutilang Darat: kurus tinggi langsing dada rata. Tapi saya
tak keberatan dengan semuanya, sebab Tata gadis baik hati dan pandai di
kelas. Selain itu dia polos bagai tak berdosa dan jarang jajan di
sembarang tempat. Nama lengkapnya adalah Tatiana Diandrani. Tata ogah
dipanggil Tati, tak mau pula disapa Tia atau Tian atau Ana. Entah kenapa
lebih suka dengan sebutan Tata.
Padahal menurut teman-teman, nama Tata
kurang seksi, atau memang dia merasa dirinya tidak seksi, maka Tata
nyaman dengan nama itu. Padahal lagi, seksi atau tidaknya perempuan
bukan melulu masalah tubuh, wajah atau ukuran dada sekalipun. Senyum
Tata sebenarnya, menurut saya seksi, karena bibirnya seperti basah terus
menerus. Padahal dan padahal, dia tidak mengeluarkan liur sepanjang
waktu. Tidak juga memakai lip gloss yang sering digunakan tante-tante
yang saya lihat di Mall.
Jadi, bibir Tata memang sudah dari
sananya ranum dan segar serupa delima merah. Saya heran, kok hanya diri
saya yang berpikir demikian, sedang teman-teman lain tak melihatnya.
Apakah mata saya yang berhalusinasi sebab jatuh cinta dengan dirinya?
Atau karena bibirnya begitu memesona maka saya naksir Tata? Setahu saya
mata ini jarang salah, setidaknya itu yang Ibu Guru katakan, manakala
memberi ganjaran tinggi terhadap nilai-nilai menggambar.
“Mata kamu berbeda dengan anak-anak lain, meski sedikit sipit dengan bulu mata kemayu, kamu bisa melihat apa yang orang lain tak dapat,” Ibu guru selalu berkata begitu. Ibu Guru yang manis, Tutu namanya. Tumirah Sutukijan lengkapnya.
Herannya setiap Ibu guru Tutu mengatakan
hal tersebut, dia juga terlihat cantik. Saya lama-lama curiga,
jangan-jangan orang cantik karena tutur katanya yang membesarkan hati.
Bukan sebab fisik semata-mata seperti yang dibicarakan di majalah atau
sinetron. Ini fenomena.
Demikian yang terjadi dengan sosok Tata
dan bibirnya. Juga wajahnya yang semanis rekah pagi, membuat saya
semangat menempuh hari-hari yang sebenarnya sangat membosankan.
Terkungkung di kelas dan bertempur dengan gusar rasa menekuni pelajaran
sekolah. Tidak ada hal yang menarik selain Tata, Ibu guru Tutu dan
pelajaran menggambar itu sendiri.
Disebuah sabtu malam, saya apel ke rumah
Tata. Mungkin kunjungan yang keempat setelah kami jadian. Saat itu
rumahnya kosong, Papah dan Mamahnya sedang pergi ke acara pernikahan.
Saya leluasa berbincang dan berpegangan tangan dengan dia. Kadang saya
berpikir, buat apa ya pegangan tangan? Mirip di penyeberangan jalan.
Namun kami begitu terus selama bercerita dan bercanda.
Tiba-tiba hasrat mencium dirinya tak
dapat dielakkan lagi, kamipun bersentuhan bibir agak lama. Sambil
mencari-cari cara yang paling elegan dan romantis, kami
menggerak-gerakan kepala mirip tanda silang. Hidung kami berdua
kebetulan bangir, jika sama sudut ciumannya, ujung hidung bertabrakan.
Dan itu tidak nyaman. Seperti dua manusia tolol rasanya malam itu.
Ketololan berlipat ganda manakala
setelah kira-kira sepuluh menit bibir kami bersentuhan, lukisan di
belakang Tata jatuh. Menimbulkan bunyi yang cukup mengagetkan. Lukisan
besar koleksi Papahnya, runtuh ke lantai, dan saya panik bukan kepalang.
Masalahnya saya tahu itu karya mahal, ada tanda tangan pelukis terkenal
di sana. Affandi, sang maestro yang namanya tersohor dipelajaran
kesenian sekolah. Saya kuatir rusak atau robek sebab terjatuh.
Akhirnya kami bersibuk ria membenarkan.
Paku penyangganya copot. Hampir saja kanvas seukuran dua kali satu meter
itu terkena patung prajurit romawi membawa tombak tajam. Sial betul
saya. Urusan pacar jadi melebar kemasalah penyelamatan sebuah sejarah
seni rupa.
Walau kami sembari tertawa-tawa
mengerjakannya, dan kami tak terlampau serius memikirkannya.
Namun cukup
membuat keringat dingin membasahi sebagian badan saya, juga Tata.
Setelah terpasang kembali, kami sibuk meneliti apakah letaknya seperti
semula dan tidak miring, atau mencang-mencong tak keruan. Saya mendapat
pelajaran penting: jangan berciuman berdiri! Apalagi berdekatan dengan
tembok. Bahaya!
Jam menunjuk pukul 9.30 petang, saya
segera pamit pulang. Sebelum orang tuanya datang dan melihat saya
sebagai manusia pendosa. Sekelebat rasa bahagia bercampur tegang silih
berganti memenuhi perasaan. Cukup membuat saya sulit tidur malam.
Setelah melewati akhir minggu yang seru,
tibalah hari senin kembali sekolah seperti biasa. Pelajaran di hari itu
tidak ada menggambar, namun saya tetap semangat karena ingin bertemu
Tata. Dan dia pun terlihat semakin malu-malu, sering tersenyum meski tak
ada hal yang lucu dalam pembicaran kami. Untung berduaan sebangku,
sehingga setiap jam pada saat sekelas dengannya begitu berharga. Paling
tidak, dapat membunuh rasa bosan saya terbelenggu oleh nasib , sebagai
pelajar, berseragam, banyak PR, dan harus mendengarkan hal-hal yang
tidak menarik.
Saya tak sabar menunggu malam minggu
berikutnya dan berikutnya, hingga masa sekolah berakhir, kami lulus SMA.
Entah berapa banyak ciuman kami lakukan sepanjang pacaran. Yang jelas
saya tak berani menjelajahi lebih lanjut kontur tubuhnya apalagi
dadanya. Karena Tata pernah mengirm surat kepada saya yang isinya kurang
lebih begini:
“Aku salut sama kamu, bukan tipe
cowok yang suka grayang-grayangin cewek. Dan lagi jangan coba-coba ya,
nanti kamu kecewa. Besar dadaku tak lebih dari punya kamu…”
Nama saya Toto. Saya laki-laki dewasa
sekarang. Semasa SMA pernah diajar oleh Ibu Guru Tutu. Pacar saya saat
itu Tata dan saya tak pernah sekalipun menyentuh Tete-nya. Kini saya
mahasiswa semester tiga perguruan tinggi seni rupa. Tiga hari lalu saya
jadian sama cewek sekampus, namanya Titi. Saya kurang tahu bagaimana
selanjutnya, hanya saja saya sulit menghindar dengan urusan yang berbau
huruf ‘T’, sampai detik ini.
Good story, nice humor. I like it :D
BalasHapusmakasih ya
Hapus"...jangan coba-coba ya, nanti kamu kecewa. Besar dadaku tak lebih dari punya kamu…”
BalasHapusKarena bukan salah lagi, bahwa Tata adalah lelaki kemayu..
hahaha :peace
hahaahahaha
Hapuswow... zam zam zam
BalasHapusWidiiii :'D emg itu kisah nyata ?!
BalasHapushanya fiksi kok mbak
Hapusit's oke !!! i like :)
HapusHaha, lain kali cari tempat yang bagus dong buat ciuman. Jangan deket lukisan sejarah. Jadinya bukan menikmati, malah jadi ekspedisi. Ekspedisi penyelamatan benda bersejarah :b
BalasHapushahha... baik deh mbak... :)
Hapushahahahh
BalasHapusmksh gan info'x sangat bermanfaat sekali..
BalasHapussukses terus buat blog'x...
Selamat Pagi kawan kawan semua
BalasHapusJangan lupa mampir ke blogspot aku ya :)
Banyak artikel menarik, lucu dan bermanfaat nih bos ^^
Jangan lupa follow dan comment ya
https://tasyataipanqq.blogspot.com/2018/01/10-pemain-bola-terbaik-di-eranya.html
Oww owww
BalasHapusdede gemes servis bagus gratisan!!
BalasHapusIG : @tiaraapermataa, @salsafarisha, @nblechaax
langsung spam DM IG masing2 aja yaa, dijamin puas!!
IDN Poker
BalasHapussekop poker
sekop poker domino
sekopdomino88
deposit via pulsa
deposit via ovo
domino88
Capsa88
bonus jackpot
Ceme88
deposit via telkomsel
Agen Sbobet
BalasHapusAgen Resmi Sbobet
Sabung Ayam
Casino Online
Berita Bola
Berita Viral
Brita Tranding
Berikut HOT PROMO Yang Ada Di Bola206, antara lain :
Bonus CASHBACK 5% untuk permainan SPORTBOOK
Bonus ROLLINGAN 1% untuk permainan CASINO
Bonus CASHBACK 5% untuk permainan SABUNG AYAM
Bonus Referral 2.5% untuk permainan SPORTBOOK
Bonus Referral 2,5% untuk permainan SABUNG AYAM
SITUS BETTING ONLINE YANG AMAN DAN TERPERCAYA
WWW,INDO206,NET
DENGAN 1 USER ID ANDA DAPAT BERMAIN DI SEMUA GAME KAMI
SPORTBOOK/LIVECASINO/SABUNGAYAM
Minimal DP & WD 50RB
Proses DP & WD HANYA 2 MENIT
AGEN BETTING ONLINE YANG SUDAH
PASTI DAN JELAS TERPERCAYA.
WWW,INDO206,NET
( Via Live Chat ) Respon Cepat
Costumer Service 24 Jam Online
Line ID : agenbola206
IG : @bola206hq
FB : Bola206_Official
WA : +6281363191417
Ditunggu Kehadirannya Di Bola206 :)
info menarik
BalasHapus