“Anak haram, gadis kampung!…Kau bukan saudaraku. Kau anak tukang roti, bukan putri Ibu!”
Keduanya
berhadapan dengan pistol terarah ke masing-masing kepala lawannya.
“Jatuhkan
senjatamu atau kutarik pelatuk ini!”
“Haha…lakukanlah
semaumu, sebelum kau mampus!”
Klik…
Klik…
“Aku ingatkan
sekali lagi, menyerahlah jahanam. Semua yang kau perbuat sudah diketahui!”
“Tahu apa
kamu?! Semua informasi itu salah, dan kini kita adu cepat dengan nasib. Biar
malaikat maut yang memilih, kau atau aku! Lihat dia menunggu di pojok sana.”
Dhuar!…
Salah satu
dari mereka tersungkur dengan peluru bersarang di dadanya. Kemudian secepatnya
sang lawan melarikan diri dengan sebuah sedan hitam. Raungan mesin terbenam
oleh suara hujan deras, membuat pelariannya bagai hantu yang menghilang.
“Boss, tikus
telah mampus.”
“Bagus!
Uangnya sudah disiapkan.”
“Oke, saya ke
sana secepatnya.”
Senyum
menyungging di kedua ujung bibir Dimitri. Ia menyalakan rokok sebagai tanda
kemenangan. Esok ia akan mendapatkan apa yang telah disepakati. Lima ratus juta
rupiah untuk satu nyawa yang tak terlalu sulit dilenyapkan. Asap rokoknya mengepul
membentuk lingkaran, lalu mengemas senapan laras panjangnya. Tetapi…
Dhuar!…
“Terima kasih
kawan.” Sebuah suara lain dari balik topeng, berjalan sambil menginjak rokok
Dimitri yang terpental, lalu melepaskan jaket anti pelurunya.
Isak tangis
Karenina meledak. Dimitri, kekasihnya ditemukan tak bernyawa. Sambil bibirnya
bergetar Karenina menekan tombol telpon genggamnya, menuju nomor yang tak asing
lagi.
“Halo Ivan. Please tolong aku! Ini semua
gara-gara Igor. Ia terlalu cemburu. Tolong aku Ivan..”
“Untuk pacar
lama akan kulaksanakan secepatnya. Jangan kuatir Karenina, aku masih
mencintaimu. Akan kulakukan apapun demi kamu.”
“Terima kasih
Ivan. Sebutkan berapa aku harus bayar, aku transfer sekarang juga.”
“Ahhh….” Ivan
merasakan benda panas mengenai punggungnya.
“Ivan?”
“………Ni..n…a…”
“Hei, apa yang
terjadi? Ivan…katakan!”
Tuttttt….tuttttt
“Ivannnn……Oh
tidakkkk….”
Dhuarrr….!!!
*****
Igor seorang
pengusaha kaya, pemasok utama minuman keras di Moscow duduk di depan perapian.
Tangan kirinya memegang sloki Vodka sambil menimang-nimang cincin intan
berkarat besar. Nanti malam ia akan mempersunting Sovia, seorang gadis kampung
yang sudah lama ia cintai. Kekayaan yang berlimpah-ruah tak dapat menekan
keinginan Igor menikahi Sovia. Hanya saja seorang yang bernama Ivan selalu
menyulitkannya. Igor tahu Ivan lah yang dicintai Sovia selama ini. Demi cinta,
Igor mengeluarkan hampir satu milyar untuk melenyapkan semua penghalang. Tak
lama pintu ruangan Igor diketuk pengawal pribadinya.
“Masuk..” Seorang berbadan tegap berpakaian
hitam-hitam berjalan ke ruangan menyalami Igor.
“Boss, semua sudah beres, dapatkah aku
mengambil uangnya?”
“Ini. Hitung
sendiri.” Sebuah kopor kulit disorongkan ke dekat kaki pria berbadan tegap itu.
“Hmm…tidak
usah. Aku percaya padamu.”
“Sebentar,
yakin kah kau Ivan sudah mati?”
“Demi Lenin si
Bung Besar, Ivan kini di neraka sekarang.”
“Bagus jika
begitu. Berarti nanti malam Sovia jadi milikku.”
“Sovia?…”
“Ya. Memang
kenapa? Apakah aku tak layak menikahi gadis kampung?”
“Bukan begitu.
Hampir saja aku gagal membunuh Ivan gara-gara dia.”
“Maksudmu..???”
“Sovia tahu rencanamu,
dia mendatangi aku dengan pistol. Namun anak buahku berhasil mendahului
menembaknya!”
“Hah…apa
katamu? Bajingan! Kenapa kau bunuh pula dia???”
“Sudah
kubilang, hampir saja dia menggagalkan rencana kita. Maka kuhabisi lebih dulu.”
“Tapi
bagaimana mungkin dia mengetahui bahwa kau kuutus untuk menembak Ivan?”
“Dia istriku,
Boss. Aku tahu dia sudah lama berselingkuh dengan Ivan, dan akan menikahimu
demi uang. Uang yang akan dia gunakan untuk membunuhku kelak.”
Dhuarr….Dhuarrr…!!!
Sovia
tersenyum setelah merobohkan semua orang di ruangan itu, lalu mengambil kopor
kulit. Malam nanti ia akan terbang ke London, tempat ia dilatih menjadi agen
khusus. Ia yakin atasannya akan senang dengan pekerjaannya meski harus
kehilangan Karenina, saudara kembarnya.
“Anak haram, gadis kampung!…Kau bukan
saudaraku. Kau anak tukang roti, bukan putri Ibu!” Suara Karenina masih
menggema di telinga Sovia, deru jet yang melengking tak kuasa membungkam
bisikan dari masa kecilnya.
*****
Jakarta, 2012
Cerpennya asyik, serasa ada dalam budaya Moscow...... DOR! Ha ha ha ha.....
BalasHapushaha... suwun om STA... :)
HapusAsik mas cerpennya. Seru....
BalasHapusmudah-mudahan berkenan ya...
Hapussalam
Asyik banget ceritanya!
BalasHapussuwun mbak Liz...
HapusDuh suka banget.. :)
BalasHapuswah, makasih udah berkunjung ke mari...
Hapussalam
waaah :O bisa gitu ya?
BalasHapussesama saudari kembar?
shit!!
dunia dah gila
untung fiksi :D
keren Gan
Haha... ada kejadian nyatanya Bang Ando, tapi soal warisan, di negeri kita lho... gile kan?
Hapusmakasih udah sempakan baca ya
Seru banget
BalasHapusArenaDomino Partner Terbaik Untuk Permainan Kartu Anda!
BalasHapusHalo Bos! Selamat Datang di ( arenakartu.org )
Arenadomino Situs Judi online terpercaya | Dominoqq | Poker online
Daftar Arenadomino, Link Alternatif Arenadomino Agen Poker dan Domino Judi Online Terpercaya Di Asia
Daftar Dan Mainkan Sekarang Juga 1 ID Untuk Semua Game
ArenaDomino Merupakan Salah Satu Situs Terbesar Yang Menyediakan 9 Permainan Judi Online Seperti Domino Online Poker Indonesia,AduQQ & Masih Banyak Lain nya,Disini Anda Akan Nyaman Bermain :)
Game Terbaru : Perang Baccarat !!!
Promo :
- Bonus Rollingan 0,5%, Setiap Senin
- Bonus Referral 20% (10%+10%), Seumur Hidup
Wa :+855964967353
Line : arena_01
WeChat : arenadomino
Yahoo! : arenadomino
Situs Login : arenakartu.org
Kini Hadir Deposit via Pulsa Telkomsel / XL ( Online 24 Jam )
Min. DEPO & WD Rp 20.000,-
INFO PENTING !!!
Untuk Kenyamanan Deposit, SANGAT DISARANKAN Untuk Melihat Kembali Rekening Kami Yang Aktif Sebelum Melakukan DEPOSIT di Menu SETOR DANA.