oleh: Granito dan Je Zee
Dan buatku cinta itu berderai tanpa tepi, tanpa henti…
Kau
bercerita tentang ikan-ikan salmon menempuh jauh, bertelur di air
payau. Tentang kupu-kupu mencumbu kembang lalu berkejaran dengan
kupu-kupu lainnya. Kaubilang ada bahasa, mungkin isyarat, tentang
gelombang desibel yang hanya dimengerti “sang penerima”. Serupa jejak
pulau dan benua: beberapa terpecah serupa mozaik, sebagian lainnya
berdekapan hingga menjulang pegunungan. Kau mengatakan demikian, tentang
apa yang kaupikir berjauhan, dapat saja bertemu, menjadi utuh
menyeluruh, untuk ribuantahun kemudian.
“Jarak mencipta
antara. Bagai bintang yang seolah berdekatan, namun nyatanya terpisah
ratusan tahun cahaya. Tapi ini bukan tentang ilmu pasti. Ada
ketidakpastian yang tak mampu dijawab otak kiri. Ada ketidakpastian yang
pasti. Katakanlah tentang senyawa. Apa yang kau pikir tentang itu?”
Sekali
lagi, ini bukan tentang kimia. Bukan tentang asam basa. Tak serumit
molekul dan unsurnya. Kautahu, ini sederhana saja bagiku: aku, kamu,
menjadi satu dan sejiwa. Aku meyakininya. Kau percaya? Lalu kau dan aku
membentuk kita. Kita senyawa, tak peduli unsur asal ikatannya. Saling
percaya, bahkan atas apa yang tak mudah diterima logika. Padahal,
sebelumnya aku hanya setengah. Tercecer sisanya entah di mana. Lalu
Tuhan memberi dirimu sebagai hadiah, mengisi yang seharusnya.