Dag …Dig ….Dug….
Di sebuah malam yang teramat
sunyi, aku berjalan kaki menuju pulang. Tak biasanya begitu sepi, tak pula
mendapat tumpangan. Kendaraan sulit dicari malam ini, entah kenapa. Aku
meneruskan langkah kaki di antara lebat rindang pepohonan. Tiba-tiba,
BRAAAAAAKKKKKKKKKKK……….
Suara benturan keras mengejutkanku
seperti membelah malam, tak jauh dari tempatku terhenyak. Aku mempercepat
jalanku, sedikit berlari kecil, sepertinya di depan tikungan suara tadi
berasal.
Oh, ternyata bis besar menabrak
pohon tua, hingga ringsek pecah-pecah berantakan. Sepinya jalan kini terganti
dengan teriakan dan jeritan,
“Tolongggggg…………. Ampunnnn.. Ya
Tuhannnnn……… Toloongggggg…!!!”
Dag …Dig ….Dug….
Dag …Dig ….Dug….
Sebagian adalah lolong kesakitan,
aku sungguh mendengarnya jelas. Telingaku seperti ditusuk-tusuk, bulu kudukku
berdiri. Dan aku lihat, astaga! Korban-korban tercerai-berai, memilukan. Bercampur
dengan bagian dari bis yang porak poranda. Warna merah segera meneror
pandangan, yang kini terang oleh beberapa lampu sorot. Cipratan darah segar di mana-mana.
Sejumlah orang mungkin penduduk setempat berdatangan, mencoba menolong. Disusul suara ambulans yang kini membahana, memecahkan kesunyian.
Namun kakiku seperti tertancap
di tanah, tak mampu berbuat apa-apa. Lutut gemetar, seolah ingin lepas dari
tempatnya. Aku mencoba melangkah sebisa-bisanya, ingin rasanya duduk di pinggir
jalan. Tak kuat melihat pemandangan di depan mata yang begitu mengerikan.
Baru saja aku terhuyung, sebuah
tangan halus memapahku. Tangan putih dan wangi melati. Aku menurut di bawa ke
rerumputan, lalu selonjor menenangkan diri. Perempuan pemilik tangan tersenyum
menatapku, wajahnya manis pucat, sebaris senyum mengitari bibirnya.
“Ikut saya Mas, yuk….” Setelah
lama aku duduk ia menggandengku kembali.
“Ke mana?”
“Ke sana, ketempat yang lebih
nyaman.”
“Memang ini tempat apa, Mbak?” Aku
mulai penasaran.
“Ini kuburan Mas. Ini tempat
angker, sudah ratusan kali kecelakaan di sekitar sini, dan selalu makan korban jiwa.”
Dag …Dig ….Dug….
Dag …Dig ….Dug….
Aku terbengong mendengarnya, lalu
kuturuti saja kemana ia pergi. Hanya saja, semakin lama semakin gelap
tempatnya. Dan lama kelamaan sosok-sosok mirip dirinya semakin banyak. Ya mirip
dirinya, berambut panjang, wajahnya manis pucat serta pakaiannnya yang
keputihan. Sebagian dari mereka tersenyum-senyum kepadaku, dengan bibirnya yang
teramat merah. Seperti tebal bergincu. Bau wangi kian menyeruak.
Astaga, aku baru
sada, jangan-jangan mereka hantu pula, tak mungkin manusia berpakaian sama dan
beraroma serupa. Ah, macam apalagi ini? Seribu pertanyaan dalam hati, dan
pikiranku tak hentinya mengerti. Ingin melepas dari genggamannya, namun sia-sia, seperti diberi perekat dan tak dapat lari.
Sekonyong-konyong,
“Stop….tolong lepaskan pemuda
ini. Sebaiknya kamu kembali ke asalmu.” Suara lelaki dari balik pepohonan menghentikan langkah.
“Hihi..hi..hi…” Perempuan yang
mengandengku kini tertawa aneh.
“Mas, ikut kami saja, mereka itu
kuntilanak!, yang menempati daerah sini. Menjauh dari mereka Mas!”
“Hi…hi…hi…”
“Lantas Bapak siapa?”
“Saya paranormal di daerah ini..”
“Oh… Ah, saya bingung pak.”
“Nggak apa-apa. Mereka arwah-arwah
yang penasaran, akibat tewas akibat dibunuh, dan diperkosa”
“Jika begitu tunjukan tempat yang sesuai jika
begitu,” pintaku gemetar.
“Ikut denganku, tak di sini
tempatmu nak.”
Bapak itu berjalan di
kegelapan menuju sebuah titik sinar. Dari kejauhan seperti warung, namun ketika
dekat sinar itu semakin terang. Cahayanya seperti siang hari.
“Jalanlah ke sana nak, kembalilah
ke duniamu.”
“Terima kasih Bapak.”
Sedikit kegembiraan meluap,
tatkala aku melangkah ke sana. Jalan itu sungguh segar suasananya. Diujungnya
kutengok ada laki-laki dan wanita menyambutku,
“Anto anakku, mari ikut kita,
kami sudah lama menunggumu!”
Ya ampun, itu Ayah dan Ibuku yang
sudah meninggal!
Oh berarti aku...
Aku juga korban dari bis celaka
itu kah?
Dag …Dig ….Dug….
Dag …Dig ….Dug….
*****
Granito, Januari 2012
mirip video klib ada band sama penyanyi aceh perempuan deh. jadi ya gini, kecelakaan, ga sadar, lihat cahaya. huehehhe tapi kuntinya ga nahan :D
BalasHapushahaha......
Hapusmaksa pakek kunti ya...wkwkwk....
maksih ya mbak Linda
mantap endingnya!
BalasHapusjiah, satu nulis kunti, satu nulis Nito...hahahahahaahahahahahahahahahahahahaahahaa
hahahhaha.....
Hapuspadahal gak janjian....
ah...jadi gimanaaaa...gituuu
huaaaa.....horor...nyesel bacanya.. -_-
BalasHapustapi kereeen...cuma lain kali kasih tau ya kalo horor....hiks hiks hiks... "')
wah iya ...emak gaul kan nggak suka horor yak?....hahahaha
BalasHapusiya deh lain kali kasih tau dulu....wkwkwk
Mas Nito, saya memberikan sedikit award ini. Monggo, silahkan dilihat ya dan semoga berkenan :)
BalasHapushttp://www.myourcare.co.cc/2012/01/pengumuman-award-berantai-seven-shadowz.html
wiww...serem juga.. untung bacanya pagi-pagi.. :D
BalasHapusDah dig dug juga aku bacanya, Mas Nito.
BalasHapushiii...
BalasHapusTumben aku ga takut bacanya hahahaha khasny mas Gra sll penuh kejutan..
BalasHapusTumben aku ga takut bacanya hahahaha khasny mas Gra sll penuh kejutan..
BalasHapusIkutan dag dig dug derr
BalasHapus