Cinta yang tersayang,
bersama
ini kukirim senja dengan segala capung-capungnya.
Apa
kabar ilalang-ilalangmu, apakah sudah mandi hujan Febuari ini?
Mohon
dimaklumi, aku belum bisa pulang dari masa lalu. Jadwal tangisku begitu padat
meski
sedih sudah pergi naik balon udara. Dan jangan kuatir tentang nilai-nilai
rapor,
aku
berusaha tidak mendapat merah dari pelajaran mencium.
Sebab
Ibu Guruku manis sekali, tidak pernah mencubit barang sekali. Hanya pernah
beliau marah, ketika aku makan luka di kelas. Luka yang selalu kubawa untuk
makan siang.
“Luka
tidak baik untukmu,” kata Ibu Guru.
Cinta
yang terindah,
jangan
lupa membeli bunga,
ya. Sudah lama kuburan sepi tak kaukunjungi.
Ambil
saja bunga-bunga dari kebun pacar kita, bilang bahwa sepi sudah lama mati.
Ceritakan
pula tentang bulan yang mengubur sepi, Barusan
sepi bunuh diri,
loncat
dari ramai.
Cinta
yang terkasih,
nanti
kalau ketemu, aku janji lanjut cerita.
Salam
kangen untuk kucing belang limamu, si Centil Imut-imut Baby
Tertanda,
Rindu
Pagi Embun Berseri.