C’est La Vie






bunga rumput rebah bersama sejuk
kulukis kau wahai hati gadis di antara rumah bambu
kupu-kupu menari terbawa semilir angin
warnanya berdansa gelisah terdampar di bawah cemara
(Je ne comprends pas le sens de l’amour… il est juste d’accord?)
.
jika suatu saat kau hadir, mengusir sepiku
bawalah aku ke tempat terindahmu
tempat yang biasa kau sebut dengan hatimu
di mana hanya aku bertahta di situ
.
awan berlari mengitari bulan pualam
burung malam melintas bagai bayangan mimpi
terbanglah sedu sedanmu kasih
bukankah aku sedang merenda jala cinta
.
jika suatu saat kau hadir, berpuisi untukku
ciptakanlah puisi seperti sifat rohku
sekedar untuk menyakinkan tepian hatiku
bahwa kau mengerti tentang diriku
( Rumpun kunang - kunang, membaur di udara desa … malam merayap wangi)
.

kulukis kau wajah senyum kelopak bunga
matamu di kelilingi malam menampik kesunyian
coretan kanvas melarut sungai rindu mendayu
tak kuduga mimpi ini dipenuhi senyum sapamu
(pepohonan place du terte, berbisik tembang  comme d’habitude …)
.
jika suatu saat kau hadir, dalam ceritaku
rangkaikanlah dengan indah dalam mimpiku
selimuti aku di dalam relung - relung hatimu
disanalah bersandarnya sebentuk kasih tulus untukmu
.
kalau saja tirai kabut menyibak bayang dirimu
hidup dan ajalku kutitipkan pada sakral hatimu
tak ada lagi musim dingin tangisan sia-sia
dimana baramu menyentuh hidup
(ku hanya bisa berkata, c’est la vie pleine de secrets … mon cher…)
.
jika suatu saat kau hadir, utuh di depanku
pergilah ke tepian hati dalam jasadku
tempat aku menyimpan sebuah imaji rahasiaku
maka kau akan temukan aroma wangi rinduku
( biarlah kau hanya pelukis; beribu kunang-kunang, mengerumuni rambutku.
terbang mengusap jiwaku … )



**
Kolaborasi  : Granito Ibrahim dan Venus aka Sofi Atun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar